Senin, 02 Juli 2012

PAKSALAH ANAK-ANAK MASUK DAN PINJAM BUKU DI PERPUSTAKAAN

Dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari sebuah benda yang bernama buku. Peranan buku sangat penting, bahkan mendominasi. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal telah menyediakan buku-buku yang dikumpulkan dalam sebuah tempat / ruangan yang diberi nama perpustakaan.      Sayangnya, peranan perpustakaan, khususnya perpustakaan sekolah, belum maksimal. Anak – anak belum memanfaatkan perpustakaan sebaik mungkin. Anak tidak mau mengunjungi perpustakaan. Mereka tidak mau disibukkan oleh pekerjaan tambahan dari sebuah buku. Buku hanya akan menambah repot, mengurangi waktu bersenang - senang, dan menimbulkan beban.
            Mengapa ?
            Sebuah pertanyaan yang sudah jelas jawabnya, yakni penghargaan anak terhadap ilmu sangat kurang.
            Mengapa mereka tidak membutuhkan ilmu ?
            Pada era sekarang keberhasilan seseorang ditentukan oleh uang. Seberapa besar uang yang dia dapat, dijadikan sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan seseorang. Keahlian, kepandaian, keprofesionalan, bukan merupakan keberhasilan.
            Seseorang yang terkenal, tetapi tidak mempunyai uang, belum dikatakan berhasil. Contoh, Gesang, pengarang lagu Bengawan Solo, termasuk orang yang belum berhasil. Beliau cukup terkenal, bahkan sangat terkenal, tetapi tidak mempunyai uang.
            Jadi, anak sekarang tidak membutuhkan ilmu, tetapi membutuhkan uang.
            Mengapa mereka sekolah ?
            Ada beberapa alasan yang menjadi sebab. Mereka bersekolah karena pengaruh / ikut teman, harga diri, mencari teman, atau karena perintah orang tua. Jadi, hanya sebagian kacil anak yang bersekolah karena ingin pandai atau berilmu.
            Hal ini yang menjadi sebab penulis membuat tulisan ini.
            Sebagai seorang guru, cukup prihatin bila melihat perpustakaan sekolah yang senantiasa sepi. Artinya, lebih banyak sepinya daripada ramainya. Anak – anak jarang berkunjung ke perpustakaan, bahkan sering kita temui sebagian anak tidak pernah masuk ke perpustakaan selama sekolah di situ.
            Apa langkah yang tepat ?
            Penulis berpendapat bahwa pada era ini pendidikan harus dipaksakan. Anak – anak usia sekolah harus dipaksa bersekolah, harus dipaksa pinjam buku, dan harus dipaksa membaca buku.
            Mengapa demikian ?
            Untuk menjawab pertanyaan di atas, jawablah pertanyaan berikut dengan jujur ?
1.      Apakah anak – anak mendapat pinjaman buku dari sekolah, misal buku paket ?
2.      Apakah mereka membaca buku – buku itu tanpa ada sebab, misal diperintah guru ?
3.      Apakah mereka menjawab soal tanpa ada sebab, misal diprintah guru ? 
            Penulis yakin para guru akan menjawab bahwa sebagian besar anak akan membaca bukua  jika ada perintah guru.
            Hal ini yang ingin penulis tegaskan di sini bahwa anak harus dipaksa masuk dan pinjam buku di perpustakaan. Mula – mula dari tujuan rekreasi, misalnya, membaca koran, buku cerita, dan lain – lain. Lama – lama akan meningkat ke keilmuan praktis, misalnya, cara beternak itik darat, cara memperbaiki sepeda motor, cara merakit komputer, danseterusnya.
            Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat ! 
                                                                                                  @kang sanusi
                                                                                                      smp4cepu